Jumat, 28 Desember 2012

Contoh PKM-K


A.     JUDUL

KREASI “KASPIA” (KAOS LUNPIA) SEBAGAI UPAYA PENGENALAN POTENSI WISATA KOTA SEMARANG DAN MENCIPTAKAN PELUANG WIRAUSAHA BAGI MAHASISWA

B.     LATAR BELAKANG
Berpakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia di dalam hidup, terutama kaitannya dengan bersosialisasi dengan sesamanya. Bisa dikatakan cara berpakaian seseorang mencerminkan pribadi orang yang bersangkutan, sehingga wajar di samping memenuhi kebutuhan akan pangan, manusia juga memperhatikan akan kebutuhan sandangnya. Oleh karena itulah usaha dengan tema pakaian atau sandang banyak muncul di pasaran, dan modelnya terus-menerus berubah seiring dengan perkembangan zaman. Mode, atau nama kerennya fashion selalu dinanti-nanti oleh sebagian besar manusia sebagai sarana menunjukkan jati diri yang ada dalam masing-masing individu.
Salah satu dari fashion yang banyak dinantikan dan diburu yaitu kaos. Hal ini dikarenakan kaos merupakan sarana vital yang letak dan fungsinya paling dominan di antara pakaian yang lain. Selain itu, kaos juga merupakan pakaian yang harganya relatif murah di pasaran dibandingkan dengan yang lain seperti : celana jeans, jaket, jas, dan lain sebagainya. Sehingga keinginan untuk selalu membeli kaos terkadang tidak terasa berat dibandingkan untuk membeli celana jeans.
Di antara banyaknya merek kaos yang ada di pasaran, ada sebagian yang mengusung tema kedaerahan sebagai konsepnya. Yang demikian itu ternyata menimbulkan banyak nilai positif selain hanya untuk kepentingan bisnis. Salah satu fungsi di antaranya yang dominan yaitu meningkatkan sektor kepariwisataan suatu daerah yang diusung, contohnya yaitu Jogja yang melambung dengan salah satu kekuatannya yaitu Dagadu dan Bali yang terkenal salah satunya, dengan merek kaosnya yaitu Joger.
Jika semua daerah di Indonesia bisa berkaca dari kedua kota yang disebutkan di atas, maka sesungguhnya kepariwisataan sedikit banyak bisa terbantu dengan adanya suatu cinderamata kaos. Hal ini dikarenakan fungsi dari cinderamata itu sendiri adalah untuk menempelkan memori di dalam otak pengunjung tentang suatu tempat yang telah dikunjungnya. Selain itu juga cinderamata juga menjadi suatu media promosi untuk lebih mengenalkan daerah itu sendiri. Dan di sini, kelebihan dari cinderamata kaos yaitu merupakan cinderamata yang tahan lama, artinya tidak cepat hilang seperti halnya makanan yang habis jika dimakan, atau akan mengalami kadaluarsa jika lama tidak dimakan.
Semarang, yaitu salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi ibukota dari Jawa Tengah belum memiliki suatu cinderamata kaos seperti halnya Jogja dan Bali. Selama ini cinderamata yang terkenal dari kota ini cuma dari kulinernya, atau lebih khususnya yaitu jajanan yang salah satunya adalah lunpia. Setiap wisatawan yang berkunjung ke kota ini sebagian besar tidak akan melupakan lunpia untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Melihat kekuatan lunpia yang sudah begitu melekat di memori wisatawan ini menimbulkan ide dari pengusul untuk menciptakan suatu cinderamata kaos yang unik dan orisinil dengan konsep “kaos lunpia” atau disingkat dengan “Kaspia”.
Diharapkan dengan menambahkan konsep lunpia ke dalam cinderamata kaos, wisatawan atau warga kota sendiri lebih tertarik untuk mendapatkannya. Dan jika hal itu tercapai, maka harapannya kota Semarang bisa melahirkan konsep cinderamata kaos yang sukses di pasaran seperti halnya Jogja dan Bali. Selain itu juga jika konsep Kaspia ini berhasil, harapannya kota Semarang bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat di luar wilayah, sehingga nantinya sektor kepariwisataan di kota Semarang bisa lebih ditingkatkan.

C.    PERUMUSAN MASALAH
Dengan berkaca pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, permasalahannya adalah bagaimana mendesain dan memasarkan suatu cinderamata khas kota Semarang yang bersifat tahan lama, berkualitas, dengan desain menarik dan unik. Dalam hal ini bagaimana menciptakan cinderamata kaos dengan mengusung tema lunpia yang sudah dikenal dengan konsep “Kaspia”, sehingga bisa mengekspos potensi kota Semarang, sekaligus meningkatkan kemampuan berwirausaha mahasiswa.

D.    TUJUAN

Adapun tujuan kegiatan PKM-K ini antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Menyalurkan kreativitas mahasiswa dalam menciptakan produk baru yang unik dan identik dengan kota Semarang.
2.      Meningkatkan kemampuan berwirausaha bagi mahasiswa pengusul dan menciptakan sumber pendapatan bagi mahasiswa pengusul maupun orang-orang yang terlibat dalam usaha ini.
3.      Mempromosikan potensi wisata kota Semarang.
4.      Menciptakan alternatif oleh-oleh khas Semarang yang baru dari yang sudah ada.

E.     LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah mahasiswa pelaksana program mampu berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja baru, menghasilkan variasi produk kaos dengan tampilan yang berbeda dari yang sudah ada dengan mengusung tema Kaspia, kaos yang berbentuk seperti jajanan khas kota Semarang yaitu lunpia yang sudah begitu dikenal sebagai ikon kota Semarang.
F.      KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan program kewirausahaan ini adalah membantu terwujudnya Sumber Daya Manusia yang lebih berkualitas melalui penciptaan lapangan kerja baik bagi mahasiswa pelaksana kegiatan maupun anggota masyarakat yang dipekerjakan dalam usaha ini. Selain itu juga menambah kepekaan mahasiswa dalam mencari peluang-peluang yang ada untuk direalisasikan. Kegunaan yang tidak kalah penting yaitu diharapkan kota Semarang dapat memiliki satu brand kaos yang dapat mengangkat, khususnya di sektor pariwisata.

G.    GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

a.       Jenis Usaha                 : Pembuatan cinderamata kaos dengan konsep Kaspia        
b.      Nama Kaos                 : Kaspia
c.       Ukuran                                    : All size
d.      Bahan                          : Polyester
e.       Produksi                      : Sablon
f.       Produksi                      : 240 buah/per produksi
g.      Harga jual                    : Rp 30.000 /buah
h.      Manajemen                  :
-Produksi                     : M. Amri Widyangga
-Pemasaran                  : M. Syaifudin
-Keuangan                   :Galih Satrio Cahyono
i.        Lokasi produksi          : Tip- Top, Jl. Agus Salim no.12, Semarang
j.        Sistem pengelolaan     :
Kegiatan produksi maupun operasional Kaspia ini akan dikelola bersama-sama oleh tim pelaksana program sesuai dengan bagian tanggung jawab masing-masing dengan bekerja sama dengan pihak-pihak luar. Sedangkan mengenai hasil penjualan dan operasional usaha akan dibicarakan secara terbuka di antara anggota pengusul.
k.      Pasar Sasaran             
            Pasar sasaran terbesar dari produk Kaspia ini nantinya ditujukan kepada para wisatawan yang datang berkunjung ke kota Semarang, melalui event-event pariwisata yang diadakan. Selain itu juga pasar yang tidak kalah penting yaitu kalangan muda-mudi yang berada di kota Semarang. Hal ini berdasarkan besarnya kebutuhan mereka akan mode, terlebih lagi pakaian. Diharapkan adanya produk kaos yang asli buatan Semarang ini bisa menjadi alternatif pilihan mereka dalam memenuhi kebutuhan akan mode terbaru yang unik, modis, dan terjangkau harganya
l.        Pemasaran :
Produk
Produk yang dihasilkan nantinya merupakan suatu keluaran baru yang unik, dengan kemasan yang dibuat serupa dengan lunpia yang sudah begitu dikenal sebagai ikon kota Semarang. Harapannya dengan adanya suatu bentuk yang unik dan khas tersebut akan menarik perhatian wisatawan maupun warga kota Semarang sendiri untuk membeli “Kaspia ini.
Harga
Terkait dengan harga yang akan kami patok untuk pemasaran produk Kaspia ini merupakan harga standar yang bisa dikatakan murah. Harga ini nantinya disesuaikan dengan harga mahasiswa juga yaitu sekitar Rp 30.000,-/pc, karena dalam pemasaran nantinya akan dituju pasar universitas-universitas yang ada di Semarang dimulai dari Unissula.
Lokasi Penjualan
Terkait dengan pasar sasaran sebagaimana uraian sebelumnya, maka lokasi penjualan akan ditempatkan di tempat-tempat ramai wisatawan pada saat diadakan event-event pariwisata maupun pada hari libur. Sedangkan mengenai penempatan akan dilakukan dengan mendirikan stand. Dalam hal ini salah satunya yaitu berjualan di kawasan Simpang Lima, Semarang pada hari Minggu, di mana pada saat itu terjadi pusat keramaian jual beli. Hal ini merupakan peluang bagi pemasaran produk Kaspia.
Selain itu, guna membidik pasar anak muda, produk juga dijual di sejumlah kampus di kota Semarang. Terutama di kampus UNISSULA sebagai sentral pemasaran bagi pembeli lokal. Lokasi yang strategis dan sarana prasarana yang mendukung dari pihak kampus menjadi alasan pengusul untuk menempatkan produk Kaspia di UNISSULA.
                        Kegiatan Pemasaran
Adapun kegiatan-kegiatan untuk memasarkan produk Kaos Lunpia (Kaspia) ini akan ditempuh dalam beberapa kegiatan yang antara lain:
1)      Membuat media promosi yang meliputi brosur, banner, kartu nama, dan juga membuat media promosi via internet yang meliputi facebook, twitter, dan blog.
2)      Melakukan promosi-promosi unik pada event-event pariwisata kota Semarang yang salah satunya dengan kaos-say, yaitu dengan membuat kaos yang dikenakan dua atau tiga orang dengan cara bersambung bertuliskan Kaos Lunpia (Kaspia)
3)      Berkoordinasi dengan pihak pengelola kantin kampus Unissula untuk bisa dijadikan central produk Kaspia dengan pasar mahasiswa.

m.    Analisis Rugi / Laba :
Berikut ini kami paparkan proyeksi keuangan dengan memperhatikan  asumsi yang digunakan, yang meliputi Proyeksi Harga Pokok Produk, Proyeksi Laba Rugi, dan Proyeksi Arus Kas.
Proyeksi Harga Pokok Produk
Keterangan
Harga
Bahan Baku
3.120.000
Desain
200.000
Biaya sablon kaos
1.200.000
Kemasan “Kaspia”
240.000
Lain-lain
200.000
Total HPP
4.960.000

                        Asumsi :
                        Harga Pokok ini merupakan biaya untuk 1 kali produksi

Proyeksi Laba Rugi
Penjualan
8.400.000
HPP
4.960.000
Laba Kotor
3.440.000
Biaya Operasional:

Transportasi
500.000
Promosi
250.000
Sewa Tempat
500.000
Gaji Pengelola
600.000
Total Operasional
1.850.000
Laba Bersih
1.590.000


H.    METODE PELAKSANAAN PROGRAM

1.      Kegiatan Persiapan

Tahap ini dimulai dengan mengkoordinasikan dengan team mengenai pembagian tugas masing-masing bagian. Pada bagian produksi akan dilaksanakan pengerjaan desain untuk kaos, bungkus, dan kemasan akhirnya. Sedangkan bagian pemasaran memulai dengan perancangan desain untuk media promosi antara lain : brosur, banner, kartu nama, dan juga media promosi via internet yang antara lain : facebook, twitter, dan blog.dan yang terakhir bagian distribusi mulai berkoordinasi dengan pihak Toserba kampus UNISSULA sebagai pusat penjualan bagi pembeli lokal, yang sasarannya adalah mahasiswa.




2.      Kegiatan Pelaksanaan

Setelah semua persiapan selesai dilaksanakan, di tahap ini mulai dilakukan proses produksi kaos dengan tahapan sebagai berikut :
a.       Persiapan penyediaan kaos polos sebanyak 20 lusin (240 buah) dengan ukuran all size.
b.      Proses penyablonan dengan cara menyerahkan kaos polos yang telah tersedia kepada Tip-Top, yang beralamatkan di Jl. Agus Salim no.12, selaku produsen penyablonan kaos dengan  desain yang telah disiapkan sebelumnya.
c.       Setelah proses penyablonan kaos selesai, tahap selanjutnya yaitu mempersiapkan sarana packaging yang akan dibuat mirip dengan packaging jajanan lunpia, yang meliputi :
·         Bungkus kaos, di bagian ini sebelumnya kaos akan dibentuk gulungan yang kemudian dilapisi oleh bungkus berwarna coklat dari bahan plastik. Di bagian nuka bungkusan tersebut nantinya akan terdapat gambar yang menunjukkan brand Kaspia dengan desain yang telah dipersiapkan sebelumnya.
·         Bagian dalan wadah, di bagian ini packaging kaos diberikan alas seperti desain yang telah dibuat, yang nantinya kaos akan diletakkan di tengah-tengah. Sedangkan untuk alas tersebut akan dibuat dengan bahan karton.
·         Wadah, bagian ini merupakan finishing dari packaging sesuai dengan konsep jajanan lunpia. Pada bagian ini, wadah dibentuk seperti halnya wadah lunpia dengan bahan besek. Selanjutnya di bagian permukaan wadah juga nantinya akan diberikan sentuhan gambar-gambar yang menunjukkan brand Kaspia sesuai desain yang telah dipersiapkan.

3.      Kegiatan Penjualan dan Pemasaran
Setelah kegiatan produksi selesai dilaksanakan, pada tahap ini akan dilaksanakan penjualan seperti yang telah dijelaskan, yaitu dengan membuka outlet di kantin kampus Unissula sebagai pusatnya. Selain itu, untuk langkah awal akan dilakukan penjualan di Simpang Lima, Semarang pada hari Minggu dengan tujuan memperkenalkan produk Kaspia sekaligus melakukan penjualan. Untuk langkah-langkah pemasaran akan dilakukan sama seperti yang sudah dijelaskan di atas.

4.      Pemantauan kegiatan
            Perkembangan usaha ini akan dipantau melalui pembandingan proyeksi keuangan yang telah disusun dengan kondisi nyatanya. Juga pemantauan dan evaluasi terhadap efektifitas kegiatan promosi yang telah dilakukan, baik dari sisi pesan yang disampaikan, alat promosi,  lokasi penyebaran pamflet-leaflet, dan lain sebagainya.

I.       JADWAL KEGIATAN PROGRAM

No
Kegiatan
Bulan

1
2
3
4
5
1
Kegiatan Persiapan




2
Kegiatan Pelaksanaan
  √
3
Kegiatan Penjualan dan Pemasaran


4
Pemantauan Kegiatan



5
Penyusunan laporan






J.      RANCANGAN BIAYA
NO

KEGIATAN
BIAYA (RP)
1
Proses Produksi

o   Penyiapan bahan kaos polos sebanyak 20 lusin @ 13.000
3.120.000
o   Pembuatan desain sebanyak 20 buah
200.000
o   Proses produksi (penyablonan)
1.200.000
o   Proses packaging
240.000
o   Lain-lain
200.000
2
Biaya Operasional

o   Transportasi
500.000
o   Promosi (250 lembar @ Rp 1.000,-)
250.000
o   Sewa tempat
500.000
o   Gaji pengelola
600.000
3
Biaya Laporan Hasil Kegiatan
150.000
Jumlah
6.960.000

TERBILANG:          ENAM JUTA SEMBILAN RATUS ENAM PULUH DUA RIBU RUPIAH.






RANCANGAN SISTEM INFORMASI BISNIS APARTEMEN TAHAP 2

1.       Data Capturing / Pengumpulan Data Fungsi Pemasaran a.        Data Calon Customer/ Prospek Berisi daftar Calon Customer/...